Kisah Para Rasul 1:8 ayat yang menjadi dasar misi penginjilan global. Pelajari bagaimana kuasa Roh Kudus memampukan kita menjadi saksi Kristus.
Kisah Para Rasul 1:8 bukan sekadar ayat biasa ini adalah deklarasi misi yang mengguncang dunia sejak dua ribu tahun lalu. Ayat ini mencatat sabda terakhir Yesus sebelum Ia terangkat ke surga, dan menjadi dasar bagi gereja mula-mula untuk menjalankan penginjilan ke seluruh penjuru bumi.
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
— Kisah Para Rasul 1:8
Ayat ini seolah menjadi cetak biru gerakan kekristenan global. Bukan hanya mengandalkan keberanian manusia, tetapi mengandalkan kuasa dari Roh Kudus. Itulah yang membedakan penginjilan Kristen dari sekadar kampanye ideologis. Ini adalah tugas ilahi yang dikuatkan oleh kuasa surgawi.
Yerusalem, Yudea, Samaria, dan Ujung Bumi: Apa Artinya?
Kisah Para Rasul 1:8 memberikan peta penginjilan bertahap: Yerusalem melambangkan tempat asal atau komunitas terdekat kita. Yudea adalah wilayah yang lebih luas tetapi masih satu bangsa. Samaria adalah tempat yang tidak disukai, mewakili orang-orang yang berbeda budaya atau kepercayaan. Sedangkan ujung bumi artinya seluruh dunia—tanpa batas geografis, budaya, atau bahasa.
Ini berarti misi penginjilan tidak terbatas pada orang-orang yang sudah “dekat” dengan kita secara sosial atau spiritual, tetapi juga mereka yang mungkin menentang, asing, atau bahkan memusuhi. Inilah bentuk paling radikal dari kasih Kristus—ia menjangkau semua orang, tanpa diskriminasi.
Kuasa Roh Kudus: Fondasi Misi Kristen
Dalam ayat ini, Yesus tidak langsung menyuruh para murid untuk pergi. Ia mengatakan, “kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.” Ini berarti misi tanpa kuasa Roh Kudus akan sia-sia. Roh Kudus bukan hanya penolong, tapi juga pemimpin dalam setiap langkah pelayanan dan kesaksian.
Roh Kudus memberi keberanian, hikmat, dan kemampuan berbicara kepada para rasul, yang sebelumnya adalah orang-orang sederhana dan bahkan penakut. Dari sinilah gereja berkembang—bukan karena strategi manusia, tetapi karena dorongan Ilahi.
Relevansi Bagi Orang Kristen Masa Kini
Meskipun ayat ini ditujukan kepada para rasul pada abad pertama, pesannya tetap relevan hingga sekarang. Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi—bukan hanya dengan kata-kata, tapi juga melalui hidup, perbuatan, dan kasih. Kita juga hidup di “ujung bumi”, dan teknologi membuat kesaksian bisa menjangkau seluruh dunia hanya dengan satu klik.
Tak semua orang harus menjadi misionaris lintas negara, tetapi setiap orang bisa menjadi terang di lingkungannya sendiri: di sekolah, kantor, media sosial, atau bahkan di dalam keluarga.
Penutup
Kisah Para Rasul 1:8 adalah ajakan untuk bergerak, tetapi tidak sendirian. Itu adalah panggilan untuk menjadi saksi tentang kebenaran dan kasih Kristus, dipimpin oleh Roh Kudus. Dunia mungkin berubah, tapi pesan dan kuasa Injil tetap sama. Maka, mari kita sambut amanat ini, dan jadi saksi-Nya—mulai dari “Yerusalem” kita, sampai ke ujung bumi.