News Update

HKBP: Gereja Batak yang Mendunia dan Mengakar Kuat di Indonesia

HKBP
HKBP

Apa itu HKBP? yuk kita mengenal lebih jauh tentang Huria Kristen Batak Protestan pada artikel ini.

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), atau Gereja Kristen Batak Protestan, adalah sebuah denominasi Kristen Protestan yang memiliki warisan tradisi Lutheran dan Reformed yang kuat di kalangan masyarakat Batak, khususnya Batak Toba. 

HKBP bukan hanya gereja terbesar di antara gereja-gereja Protestan di Indonesia, terutama di Sumatera Utara, tetapi juga merupakan organisasi keagamaan terbesar ketiga di Indonesia setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah1. Keberadaannya menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Batak, sekaligus memiliki peran signifikan dalam perkembangan kekristenan di Indonesia.

Lahir dari Misi, Tumbuh Menjadi Gereja Mandiri

Sejarah HKBP berawal dari misi Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) asal Jerman pada tanggal 7 Oktober 1861. Tanggal ini menjadi hari jadi HKBP, menandai dibukanya daerah penginjilan baru di Sumatra yang disebut Bataklanden atau Tanah Batak. Misi ini kemudian dikenal sebagai Batakmission. 

Para misionaris seperti Pdt. Heine, Pdt. Klemmer, Pdt. Betz, dan Pdt. Van Asselt memainkan peran penting dalam penyebaran agama Kristen di tengah masyarakat Batak. Sejak awal, jemaat-jemaat yang terbentuk dari hasil penginjilan diarahkan untuk membentuk sebuah gereja-zending yang mandiri dari RMG. 

Pada tahun 1881, lembaga Misi Batak mulai dipimpin oleh seorang pemimpin dengan jabatan Ephorus, yang dijabat oleh penginjil Ingwer Ludwig Nommensen. HKBP diakui sebagai Gereja oleh Pemerintah pada tanggal 11 Juni 1931.

Identitas Batak, Jangkauan Global Gereja HKBP

Meskipun menggunakan nama “Batak”, HKBP terbuka bagi semua suku bangsa. Saat ini, HKBP memiliki sekitar 4.133.000 jemaat di seluruh Indonesia. HKBP juga memiliki gereja-gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Malaysia, dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat (California, New York, dan Colorado). 

Kantor pusat HKBP terletak di Pearaja, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Di kompleks perkantoran seluas ± 20 hektare ini, Ephorus (uskup), sebagai pimpinan tertinggi HKBP, berkantor. Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), UEM Jerman, Dewan Gereja-Gereja Sedunia (WCC), dan Federasi Lutheran Sedunia (LWF) yang berpusat di Jenewa, Swiss.

Peran dalam Masyarakat dan Kebangsaan

HKBP tidak hanya berperan dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam pembangunan bangsa. HKBP aktif dalam berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan kesehatan. HKBP juga memiliki perhatian terhadap upaya membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Dalam ibadah gereja HKBP, seluruh nyanyian disatukan kedalam satu buku lagu yaitu Buku Ende. 

Buku Ende ini berisikan lagu pujian yang ditulis dalam bahasa Batak. HKBP memiliki logo dengan tiga bidang/bangun utama: Salib (menggambarkan Yesus Kristus), Lingkaran (menggambarkan kosmos/dunia), dan pita tulisan HKBP (menunjukkan institusi sebagai organisasi yang utuh dan melayani dunia). Logo ini memiliki sertifikat merek resmi, dengan sejarah panjang, jemaat yang besar, dan peran aktif dalam masyarakat, HKBP terus menjadi kekuatan penting dalam kehidupan beragama dan berbangsa di Indonesia.

Exit mobile version