Seringkali memunculkan pertanyaan besar perihal satanic adalah apa, serta bagaimana praktik tersebut dapat menarik perhatian oleh sedikit banyak orang.
Seringkali memunculkan pertanyaan besar perihal Satanaic adalah apa, serta bagaimana praktik tersebut dapat menarik perhatian oleh sedikit banyak orang. Hal ini memunculkan pula reaksi emosional yang beragam mulai dari rasa takut, penasaran, hingga stigma negatif.
Sebenarnya Satanic adalah apa? Kata ini telah menjadi simbol dari banyak hal gelap dan menakutkan dalam budaya populer, mulai dari film horor hingga teori konspirasi. Bahkan tak banyak pula orang yang terang-terang mengakui jika dirinya telah mengikuti sekte tersebut.
Kembali tersirat pertanyaan perihal sebenarnya Satanic itu apa? Apakah ia benar-benar seperti yang dibayangkan oleh banyak orang? Mari ulas lebih dalam tentang konsep Satanisme, asal-usulnya, hingga fakta yang jarang dibahas.
Satanisme Bukan Sekadar Pengabdian pada Setan
Satanisme, dalam pengertian yang lebih luas, tidak selalu berkaitan dengan pemujaan setan seperti yang sering dibayangkan. Ada beberapa aliran dan pemahaman yang berbeda dalam Satanisme, yang mana sebagian besar justru tidak melihat setan sebagai sosok yang harus disembah.
Bahkan, beberapa pengikut Satanisme tidak percaya pada setan dalam bentuk makhluk supernatural. Berikut beberapa sekte satanisme menurut ritual hingga pemujaan yang berbeda ketika dilakukan.
1. Satanisme Teistik
Jenis Satanisme yang paling dikenal adalah Satanisme Teistik, yang memang menganggap setan sebagai sosok nyata dan layak disembah. Pengikut Satanisme ini percaya pada kekuatan supernatural yang berkaitan dengan sosok setan. Mereka menganggap setan sebagai simbol pemberontakan, kebebasan dari aturan yang dianggap menindas, dan kekuatan untuk melawan kekuasaan yang mapan.
2. Satanisme Ateistik
Disisi lain, ada Satanisme Ateistik yang sangat berbeda dengan pemujaan setan. Satanisme Modern yang dipelopori oleh Anton LaVey melalui pendirian Church of Satan pada tahun 1966, menganggap setan sebagai simbol, bukan sosok nyata. Bagi pengikut Satanisme LaVeyan, setan bukanlah entitas supernatural yang disembah, melainkan simbol dari individualisme, pemberontakan terhadap otoritas yang dianggap mengekang, dan penghargaan terhadap hasrat manusiawi.
3. Satanisme dalam Budaya Populer
Salah satu alasan mengapa istilah Satanic seringkali disalah pahami adalah karena pengaruh media dan budaya populer. Film-film horor, teori konspirasi, hingga berita sensasional sering kali menggambarkan Satanisme sebagai praktik jahat yang berbahaya.
Beberapa kejadian kriminal di masa lalu, yang melibatkan simbol-simbol setan, semakin memperburuk reputasi Satanisme di mata masyarakat umum.
Mengapa Satanisme Diminati?
Setelah mengetahui satanic itu apa, lebih lanjut bahas mengenai sekte ini mengapa bisa diminati. Meskipun sering dianggap kontroversial, Satanisme memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian orang. Ada beberapa alasan mengapa Satanisme menarik bagi sebagian kalangan, di antaranya:
1. Pemberontakan terhadap Otoritas
Bagi banyak orang, Satanisme menjadi simbol perlawanan terhadap otoritas yang dianggap menindas. Setan dianggap sebagai figur yang menolak aturan yang menghambat kebebasan individu.
2. Kebebasan Berpikir
Satanisme memberikan ruang bagi orang untuk berpikir bebas, tanpa harus mengikuti dogma agama atau keyakinan yang dianggap sempit. Filosofi ini memungkinkan individu untuk menemukan kebenaran sendiri tanpa terikat oleh aturan-aturan agama konvensional.
3. Simbol Kebebasan dan Individualitas
Bagi pengikut Satanisme ateistik, setan adalah lambang dari kebebasan berpikir dan bertindak. Mereka menekankan bahwa manusia seharusnya bebas dari kontrol eksternal, baik itu dari agama, negara, maupun masyarakat.
Kesimpulan
Satanic adalah apa? Jawabannya ialah dengan segala bentuk dan variasinya, satanisme diartikan sebagai fenomena kompleks yang tidak bisa disederhanakan sebagai “kejahatan” atau “pemujaan setan”. Meski sering dianggap menakutkan atau kontroversial, bagi banyak orang, Satanisme lebih merupakan filosofi tentang kebebasan dan otonomi diri. Bagi sebagian lainnya, Satanisme adalah bentuk pemberontakan terhadap dogma yang dianggap membatasi kebebasan manusia.***