Yohanes merupakan murid Yesus yang berperan penting dalam pelayanan serta perkembangan awal gereja Kristen. Ia masih saudaraan dengan Yakobus dan anak dari Zebedeus.
Ini termasuk seorang nelayan yang cukup berada. Bersama dengan Yakobus, tentu murid Yesus ini mendapatkan panggilan untuk meninggalkan jaring serta perahu mereka demi menjadi “penjala manusia” (Matius 4:21-22).
Kisah dan Fakta tentang Yohanes
Yohanes sendiri lebih dikenal sebagai “murid yang dikasihi oleh Yesus”. Ini merupakan sebutan yang menunjukkan bahwa dirinya memiliki hubungan dekat serta istimewa dengan Sang Guru.
Dirinya juga menjadi bagian dari lingkaran murid inti Yesus. Di mana selalu bersama dengan Petrus serta Yakobus.
1. Menyaksikan Kehidupan Yesus
Ketiga murid tersebut sebenarnya juga sering dipilih untuk menyaksikan peristiwa penting dalam kehidupan Yesus.
Misalnya saja seperti kebangkitan anak perempuan Yairus (Markus 5:37). Lalu, ada pula transfigurasi di gunung (Matius 17:1-9).
Selain itu, saat Yesus berdoa dengan tenang di Taman Getsemani sebelum akhirnya ditangkap (Matius 26:36-37).
2. Memiliki Sifat Penuh Semangat
Ciri khas dari Yohanes ini yaitu memiliki sifat yang penuh semangat, sampai Kristus memberinya julukan sebagai “Boanerges”. Ini artinya “anak-anak guruh” (Markus 3:17).
Tentu, julukan ini ikut mengindikasikan karakternya yang penuh semangat. Namun, memang saat itu sering kali meledak-ledak.
Misalnya saja seperti terlihat saat sedang meminta agar api turun dari langit. Tujuannya tentu untuk bisa menghukum desa Samaria yang menolak kehadiran Kristus (Lukas 9:54).
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ternyata kisahnya menjadi simbol kasih serta kelembutan. Transformasi ini tampak jelas dalam tulisan Yohanes.
Khususnya, Injil Yohanes dan surat-suratnya dalam Perjanjian Baru. Injil Yohanes ini sendiri lebih dikenal dengan penekanannya terhadap kasih serta hubungan pribadinya dengan Tuhan.
3. Kitab Yohanes
Dalam kitab Yohanes 3:16, ini merupakan ayat yang paling terkenal dalam Alkitab. Di mana Yohanes saat itu menulis, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, tentu dirinya ikut mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
Tujuannya agar setiap orang lebih percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan diperoleh pula hidup yang kekal.”
Yohanes ini juga sebenarnya juga dikenal karena perannya pada saat-saat terakhir Kristus masih di bumi. Bahkan, dirinya merupakan murid yang hadir di bawah salib saat Yesus disalibkan.
Pada saat itu, Kristus turut mempercayakan ibu-Nya, Maria, kepada Yohanes. Lalu, ia berkata, “Lihatlah, ibumu Yohanes!” dan kepada Maria, “Lihatlah, anakmu!” (Yohanes 19:26-27). Hal tersebut tentu menunjukkan betapa besar kepercayaan yang Kristus berikan terhadap Yohanes.
4. Kebangkitan dan Kenaikan Kristus
Usai kebangkitan serta kenaikan Kristus, Yohanes ini turut menjadi pemimpin penting dalam gereja mula-mula. Di mana dirinya tinggal di Yerusalem selama beberapa tahun.
Ini terjadi sebelum akhirnya berpindah ke Efesus. Di mana dirinya juga dianggap sebagai salah satu pemimpin rohani bagi gereja yang ada di Asia Kecil.
Berdasarkan tradisi, Yohanes ini termasuk satu-satunya murid dari Kristus yang tidak mati syahid. Dirinya juga pernah diasingkan ke Pulau Patmos. Di mana turut menerima penglihatan apokaliptik yang telah ditulis langsung dalam Kitab Wahyu.
Kesimpulan
Yohanes sendiri turut meninggalkan warisan yang sangat penting bagi gereja dan umat Kristen. Tulisan-tulisannya, khususnya Surat Yohanes, Injil Yohanes, serta Kitab Wahyu, juga menjadi bagian fundamental dari adanya ajaran Kristen.
Melalui kehidupannya, tentu Yohanes juga mengajarkan kasih, kesetiaan, serta pengharapan dalam Yesus Kristus. Yohanes juga menjadi salah satu contoh murid yang setia sampai akhir hayatnya.