Banyak dari kita mungkin pernah mendengar kisah tentang Tomas, salah satu murid Yesus yang terkenal karena keraguannya. Namun, mengapa Tomas begitu meragukan kebangkitan Yesus?
Jika kalian bertanya, siapa sebenarnya Tomas ini? Tomas, atau yang dikenal juga sebagai Didymus, adalah salah satu dari dua belas rasul yang sangat dekat dengan Yesus selama masa pelayanannya di dunia. Namun, ia sering kali diingat sebagai sosok yang tidak mudah percaya. Saat murid-murid lain memberi tahu bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, Tomas berkata, “Jika aku tidak melihat bekas paku di tangan-Nya dan mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, aku tidak akan percaya.”
Apa yang mendorong Tomas untuk meragukan sesuatu yang telah diyakini oleh teman-temannya? Banyak yang percaya bahwa Tomas tidak sepenuhnya skeptis, melainkan ia adalah orang yang ingin keyakinan datang dari pengalaman pribadi, bukan hanya dari kata-kata orang lain. Ini menarik, bukan?
Mengapa Tomas Ragu?
Pada masa itu, kabar tentang kebangkitan bukanlah hal yang mudah diterima. Bahkan bagi para murid yang hidup bersama Yesus setiap hari, gagasan tentang seseorang yang bangkit dari kematian terdengar seperti sesuatu yang mustahil. Dan di sinilah letak keunikan Tomas. Alih-alih langsung menerima kabar tersebut begitu saja, ia memilih untuk menyatakan keraguannya secara terbuka. Pertanyaannya, apakah keraguan itu salah?
Tidak jarang kita juga merasa ragu terhadap hal-hal yang kita tidak pahami sepenuhnya. Pernahkah kamu merasakan hal yang sama? Misalnya, ketika seseorang memberi tahu kita tentang sesuatu yang luar biasa, kadang kita butuh lebih dari sekadar cerita untuk meyakinkan diri.
Pertemuan dengan Yesus
Dalam kisah tersebut, akhirnya Yesus muncul di hadapan para murid, termasuk Tomas. Saat itu, Yesus mendekati Tomas dan meminta dia untuk melihat serta menyentuh bekas luka di tubuh-Nya. Hal ini tentu membuat Tomas takjub, dan pada saat itulah ia berkata, “Tuhanku dan Allahku!” Sebuah pengakuan penuh dari seseorang yang sebelumnya meragukan.
Apa yang kita bisa pelajari dari peristiwa ini? Salah satu pelajaran penting adalah bahwa keraguan tidak selalu menjadi akhir dari keyakinan. Tomas mungkin ragu pada awalnya, tetapi keraguannya mengarah pada pencarian yang lebih dalam. Kadang kita perlu bertanya dan mencari lebih jauh untuk menemukan jawaban yang benar-benar meyakinkan kita.
Apa Pelajaran dari Tomas?
Banyak dari kita mungkin pernah berada di posisi Tomas, di mana kita butuh bukti atau pengalaman pribadi untuk bisa percaya sepenuhnya. Bukankah terkadang, kita juga membutuhkan “bukti” dalam kehidupan kita sehari-hari? Misalnya, sebelum kita mengambil keputusan besar, kita sering kali merasa perlu mendapatkan informasi lebih lanjut atau melihat hasil nyata terlebih dahulu. Dan itu bukan hal yang salah. Justru, dengan bertanya dan mencari jawaban, kita dapat membangun keyakinan yang lebih kuat.
Tomas mengajarkan kita bahwa keraguan adalah bagian dari perjalanan spiritual. Bukan sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari, melainkan sesuatu yang harus dihadapi dengan keterbukaan hati dan pikiran.
Kesimpulan
Tomas bukanlah sosok yang perlu kita anggap sebagai seseorang yang lemah karena keraguannya. Sebaliknya, Tomas adalah contoh dari seseorang yang mencari keyakinan melalui pengalaman pribadi. Dia mengajarkan kita untuk tidak takut meragukan, bertanya, dan mencari jawaban yang bisa benar-benar kita yakini.
Apakah kamu pernah berada di posisi seperti Tomas? Di mana kamu merasa ragu dan butuh lebih banyak bukti sebelum bisa percaya? Jangan khawatir, keraguan adalah bagian dari perjalanan menuju keyakinan yang lebih kuat. Kita semua, pada satu titik, menjadi “Tomas” dalam kehidupan kita masing-masing.