Yudas Iskariot adalah salah satu dari dua belas murid Yesus yang paling dikenal dalam sejarah Kekristenan.
Namun, ketenarannya bukan karena kesetiaan atau kebijaksanaan, melainkan karena pengkhianatannya terhadap Yesus. Nama “Yudas” sendiri telah menjadi simbol pengkhianatan dalam banyak budaya. Kisahnya menjadi salah satu bagian paling dramatis dalam Perjanjian Baru dan terus diperdebatkan oleh teolog dan sejarawan hingga saat ini.
Siapa Yudas Iskariot?
Yudas Iskariot adalah satu dari dua belas murid Yesus yang dipilih secara langsung. Namanya “Iskariot” kemungkinan merujuk pada tempat asalnya, yaitu Keriot, sebuah kota di Yudea. Tidak banyak informasi tentang latar belakangnya sebelum menjadi murid Yesus, tetapi dia dipercaya sebagai bendahara kelompok murid dan mengelola keuangan mereka.
Sebagai seorang murid, Yudas memiliki akses langsung ke Yesus dan ajarannya. Namun, dalam Injil Yohanes, dia digambarkan sebagai seseorang yang sering menyalahgunakan uang yang dipercayakan kepadanya. Beberapa ayat menyebutkan bahwa Yudas memiliki kecenderungan serakah dan sering mengambil uang dari kas bersama mereka.
Pengkhianatan yang Mengguncang Dunia
Kisah pengkhianatan Yudas dimulai ketika ia setuju untuk menyerahkan Yesus kepada para imam kepala dengan imbalan tiga puluh keping perak. Dalam Injil Matius 26:14-16, Yudas pergi kepada pemuka agama Yahudi dan bertanya, “Apa yang hendak kalian berikan kepadaku jika aku menyerahkan Dia kepada kalian?” Mereka kemudian menyepakati harga tiga puluh keping perak, jumlah yang secara simbolis mencerminkan harga seorang budak pada masa itu.
Pada malam sebelum penyaliban, dalam Perjamuan Terakhir, Yesus telah memperingatkan para murid bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianatinya. Yudas kemudian meninggalkan perjamuan dan menuntun para prajurit ke Taman Getsemani, tempat Yesus sedang berdoa. Sebagai tanda kepada para prajurit, Yudas mencium Yesus sebuah tindakan yang ironis, karena ciuman biasanya melambangkan kasih dan kepercayaan, tetapi dalam hal ini menjadi simbol pengkhianatan.
Akhir Tragis Yudas
Setelah Yesus ditangkap dan dihukum mati, Yudas diliputi rasa bersalah yang luar biasa. Injil Matius mencatat bahwa Yudas mencoba mengembalikan uang yang diterimanya kepada para imam kepala, tetapi mereka menolaknya.
Dalam keputusasaan, Yudas melemparkan uang itu ke dalam Bait Suci dan pergi untuk menggantung diri. Kematian tragisnya sering ditafsirkan sebagai akibat dari penyesalan yang mendalam atas tindakannya.
Namun, ada versi lain dalam Kisah Para Rasul yang menyebutkan bahwa Yudas membeli sebidang tanah dengan uang tersebut dan akhirnya mati karena terjatuh dan tubuhnya terbelah. Perbedaan dalam kedua kisah ini menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli kitab.
Pelajaran dari Kisah Yudas
Kisah Yudas Iskariot menawarkan banyak pelajaran moral dan teologis. Salah satunya adalah bahaya cinta akan uang dan pengaruh keserakahan terhadap keputusan seseorang. Pengkhianatannya juga menjadi pengingat bahwa kedekatan fisik dengan ajaran Yesus tidak selalu berarti kedekatan hati dan iman.
Meskipun Yudas dikenal sebagai pengkhianat terbesar dalam sejarah Kekristenan, perannya juga tidak dapat diabaikan dalam penggenapan rencana keselamatan. Pengkhianatannya membawa Yesus menuju penyaliban, yang pada akhirnya menjadi jalan bagi keselamatan bagi umat manusia.
Penutup
Bagaimanapun, kisah Yudas Iskariot tetap menjadi salah satu yang paling menggugah dalam sejarah iman, mengajarkan kita tentang konsekuensi dari pilihan yang salah serta pentingnya penyesalan dan pengampunan.